Pertemuan ke 10 resume ke- 11

Menulis itu Mudah

 




“Tahu kan mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takan padam ditelan angin, akan abadi sampai jauh di kemudaian hari”

Pramudya Ananta Toer

Selasa malam yang indah, hujan membawa berkah bagi kehidupan di bumi. Langit hitam temaram mengeluarkan cucuran air matanya menuju bumi. Alhamdulilah kita semua masih dibeikan rezeki karena turunnya hujan. Suasana yang masih sama dengan selasa sebelumnya di minggu kemarin atau selasa bulan lalu suasana kehangatan alunan suci Al-qur’an dari masjid di sebelah rumahku terasa merdu, hangat ke telinga dan nyaman ke hati. Malam ini kelas menulis bimbingan Om Jay dan Bu Kanjeng kembali menyapa. Sudah lama rasanya jemari ini tidak menekan keybord leptop kesayanganku untuk menulis resume. Ada banyak cerita hingga saya teringgal membuat resume dari mulai gelombang 19. Nanti saja cerita nya…

Kali ini rasa semangat menyapa, motivasi baru datang menyelimuti hati untuk tergerak kembali membuka leptop kesayangnku. Malam ini ku lihat di flayer kelas bimbingan belajar ada narasumber bagus, tergerak hati untuk Kembali mulai mengikuti kelasnya menulis pada malam ini. Narasumber hebat seorang doctor di IAIN Tulungagung dan moderator yang kece ibu Aam Nurhasanah.

Materi kali ini memberikan saya renungan akan niat dan semangat untuk Kembali menulis. Dari tema Menulis Itu Mudah  saya tergugah untuk kemudian menulis kembali. Menulis dirasakan mudah apabila kita dapat merubah mindset kita kalau menulis itu mudah dan tidaklah sulit, setidaknya dapat membantu kita menjadi optimis dalam mewujudkan tulisan agat tidak sulit untuk dilakukan. Jika seseorang ingin menjadi penulis, jelas harus memiliki minat dan kemampuan untuk berlatih. Pendidikan bukan syarat ataupun modal untuk untuk bisa menjadi penulis, tetapi minat dan kemauan berlatih adalah 2 kunci sukses untuk menjadi penulis. Dengan niat dan minat semua akan terasa mudah, ringan dan menyenangkan sedangkan dengan kemauan berlatih menjadikan diri kitab bisa menuju terbiasa dalam menulis sehingga kebiasaan kita terus terlatih menjadi ahli dan lebih baik.  

Kunci ketiga dalam untuk menjadi penulis adalah banyak membaca. Dengan membudidayakan membaca setiap hari minimal 10 halaman dapat menambah wawasan kita untuk menemukan ide dalam menulis hingga ide bisa menjadi mudah ditemukan dan dapat dikembangkan.

Kunci keempat adalah meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang. Biasakan untuk melungkan waktu sedikit setiap harinya untuk menulis, menulis bisa dimana saja, asalkan bisa istiqomah.

Kunci kelima adalah rajin mengamati, mencatat dan mengolah menjadi tulisan. Seorang penulis dan bukan penulis memiliki perbedaan dalam mengasimilasi dan mengaplikasikan informasi. Seorang penulis harus dapat mengangkat hal yang biasa menjadi berbeda, pendengaran dan penglihatan seorang penulis haruslah tajam agar dapat menangkap informasi dengan cepat dan mudah.

Kunci keenam adalah belajar menulis kepada penulis. Pengalaman mereka sangat penting dalam memperkaya persfektif kita dalam menulis.

Jadi menulislah terus, optimalkan dalam istiqomah menulis setiap hari dan aplikasikan keenam kunci kesusksesan untuk menulis. Kualitas menulis akan mengikuti dengan seiiringnya waktu kita dalam membiasakan diri untuk menulis setiap hari.

 

“Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah”

ImamAl-Ghazali

Komentar

Postingan populer dari blog ini

L.K 3.1 Menyusun Best Practices Rossy Lestari

RPP Keselamatan laboratorium IPA

Program Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu