L.K 3.1 Menyusun Best Practices Rossy Lestari

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi

SMPN 3 CIPANAS

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan kemampuan menulis teks cerpen dan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran PBL dengan media TPACK kelas IX SMP Negeri 3 Cipanas .

UPenulis

ROSSY LESTARI, S.Pd

Tanggal

26 Agustus 2022 dan 30 Agustus 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dalam praktik ini yaitu :

    1.   Peserta didik kurang bersemangat ketika                  mengikuti  proses pembelajaran

    2.       Peserta didik tidak berani mengemukakan                pendapat dan bertanya pada saat proses                  pembelajaran.

    3.     Pembelajaran hanya berpusat pada guru                 sebagai sumber belajar

    4.    Rendahnya minat peserta didik pada                        pembelajaran teks cerpen

    5.    Peserta didik menganggap pembelajaran menulis       itu sulit.

     6.   Peserta didik merasa malu dan tidak percaya diri

   7.  Peserta didik tidak memiliki banyak literasi karena tingkat keterbacaannya kurang sehingga siswa tidak bisa menuangkan ide/gagasan ke dalam tulisannya

Kondisi tersebut juga disebabkan karena pada saat mengajar, guru tidak menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat, sehingga proses pembelajaran cenderung monoton, karena hanya satu arah.

Menurut saya, mengapa penting praktik ini untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama, sehingga praktik ini selain diharapkan dapat memotivasi diri, juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi rekan guru lain.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini ialah sebagai guru, mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai yang diharapkan.


Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

                                                      

Tantangan yang saya hadapi untuk mencapai tujuan ada berbagai hal, diantaranya:

1.   Siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen.  Kesulitan tersebut meliputi:

   Ø   ketidakmampuan menceritakan pengalaman kepada teman-temannya

 Ø ketidakmampuan menemukan tema untuk cerpennya,

   Ø  tidak mampu menentukan judul cerpen,

  Ø    tidak mampu membuat kerangka cerpen,

  Ø    tidak mampu mengurutkan waktu terjadinya peristiwa (kronologis),

  Ø  ketidakmampuan menjabarkan ide ke dalam bentuk kalimat dan paragraf,

  Ø ketidakmampuan merangkai paragraf-paragraf menjadi satu kesatuan yang utuh,

  Ø  ketidakmampuan menata ide pokok dan ide penjelas,

  Ø  ketidakmampuan dalam memilih kata,

  Ø  ketidakmampuan dalam menggunakan huruf besar,

  Ø  ketidakmampuan dalam menggunakan tanda baca,

  Ø  ketidakmampuan dalam membuat kalimat,

   Ø  tidak berani dalam membacakan hasil karyanya di depan kelas.

 

2.   Pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran masih berbenturan dengan keadaan lingkungan sekolah yang tidak mendukung.

 

3.   Lingkungan sekolah, atau keadaan sekolah yang masih berada di daerah terpencil, menyulitkan pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran. Seperti ketersedian alat yang mendukung tidak ada. Sehingga guru belum bisa menerapkan metode/model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik. Guru masih juga  menjelaskan pembelajaran dengan cara yang konvensional (ceramah).

 

4.    Guru masih mengalami beragam kendala dalam menerapkan media tersebut sehingga kurang mengoptimalkan fungsi media video dalam pembelajaran. Kendala tersebut adalah:

  Ø  Guru belum mahir dalam pembuatan video pembelajaran,

  Ø  Sarana media video pembelajaran yang masih kurang,

  Ø  Bahasa dalam video pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakter siswa,

  Ø  Guru kesulitan mengatur waktu saat proses pembelajaran,

  Ø  Objek dalam video pembelajaran yang tidak sesuai dengan lingkungan dan karakter siswa,

  Øguru merasa kerepotan dalam mempersiapkan alat-alat media video pembelajaran 

Yang terlibat dalam praktik ini yaitu, ketika melakukan wawancara dengan guru, kepala sekolah, dan pakar yang kompeten.


Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

  

Langkah yang dilakukan dalam menghadapi tantangan yaitu :

a)       Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna.

 

b)         Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah.

 

c)          Kompetisi Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar.

 

d)         Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.

 

e)   Memberi Ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.

 

f)    Pujian Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

 

g)          Hukuman Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.

 

Strategi yang digunakan ialah :

 a.  Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa.

 

   bGuru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya untuk membangkitkan kembali kinginan siswa dalam belajar

 

 c.    Guru diharapkan mengembangkan penggunaan model pembelajaran sinektik berbantuan media film pendek sehingga berhasil meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa lebih optimal.

 

  d.   Guru harus melakukan perbaikan, agar proses pembelajaran di kelas tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat menjadikan siswa termotivasi untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang baik untuk keluar dari permasalahan kelas tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan menarik. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan menarik akan sangat membantu lancarnya proses pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena suatu model pembelajaran dalam proses pembelajaran memiliki hubungan yang erat dengan tujuan proses pembelajaran tersebut.

 

    e.    Salah satu model pembelajaran yang diyakini dapat membuat siswa termotivasi berperan aktif untuk terlibat dalam proses pembelajaran adalah Model pembelajaran PBL, mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran PBL lebih menekankan pada proses mencari dan menemukan dari jawaban masalah yang dipertanyakan. Melalui proses PBL ini akan menimbulkan ketertarikan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Hal ini merupakan hal yang sangat penting, sehingga siswa belajar dalam kondisi yang tidak dipaksakan.

Refleksi Hasil dan dampak   

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

   1.   Memanfaatkan media yang beragam sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran seperti contohnya media visual dan audio visual, dan menggunakan metode dan model pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa misalnya metode pembelajaran Problem based learning (PBL).

  2.   Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Diharapkan model PBL lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konvensional. Keefektifan model ini adalah siswa lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok dengan melakukan investigasi dan inquiri terhadap permasalahan yang real di sekitarnya sehingga mereka mendapatkan kesan yang mendalam dan lebih bermakna tentang apa yang mereka pelajari

  3.   Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.

 

Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan

menggunakan strategi tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu dari peserta didik, teman sejawat, Kepala Sekolah dan Guru Pamong memberikan respon positif diantaranya

sebagai berikut :

1.   Siswa dapat merasakan bahwa belajar adalah miliknya karena terdapat banyak kesempatan untuk terlibat.

2.   Siswa sangat termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

3.   Untuk menumbuhkan iklim pendidikan yang demokratis yang menumbuhkan dialog dan diskusi untuk saling belajar dan belajar di antara siswa.

4.   Membantu guru atau pendidik mendapatkan wawasan ke dalam pikiran dan pengetahuan. Karena sesuatu yang dialami dan dikomunikasikan siswa mungkin belum diketahui guru sebelumnya.

5.   Membuat siswa lebih aktif. Mendorong siswa untuk memperoleh pengetahuan.

6.   Memperkenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata.

7.   Mendorong pembelajaran aktif dan berpikir kritis.

8.   Memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi evaluasi.

9.    Dari teman sejawat dan Kepala Sekolah, secara keseluruhan sudah dapat mengkondisikan kelas dan terarah, peserta didik dapat terlibat aktif dan kegiatannya menyenangkan.

10. Guru Pamong, Peserta didik interaktif dalam pembelajaran

 

Inisiatif yang diambil guru bidang studi serta didukung oleh kepala sekolah dan dibantu teman guru kolaborator, melanjutkan inovasi pembelajaran dengan meningkatkan penerapan Contextual Learning (CL) yaitu memberikan semangat kepada siswa untuk senantiasa selalu aktif mencari materi pelajaran untuk didiskusikan dengan teman dan guru, meningkatkan kerjasama yang baik dengan tujuan hasil belajar pada materi cerpen di kelas IX SMPN 3 Cipanas dapat lebih meningkat.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Keselamatan laboratorium IPA

Program Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu